Thursday, April 11, 2013

Puas Menikah? Bobot Naik, Waspada Penyakit


Hahahaha... Ini nih yang sering terjadi di sekeliling kita. Bahkan di diri kita sendiri.
Gemuk setelah menikah...
Perasaan makannya gk lebih banyak dari sebelum menikah, tapi kok malah gemuk ya?

Ini nih uraian dari http://www.tempo.co/read/news/2013/04/09/060472069/Puas-Menikah-Bobot-Naik-Waspada-Penyakit


Puas Menikah? Bobot Naik, Waspada Penyakit



TEMPO.CO, Dallas- Rata-rata, pengantin muda yang puas dengan pernikahan dan pasangannya diiringi dengan naiknya berat badan di awal pernikahan. Hal ini membuat mereka lebih berisiko terhadap berbagai masalah kesehatan yang berhubungan dengan kelebihan berat badan.

Temuan ini didapat dari sebuah studi baru pada kaitan kepuasan perkawinan dan berat badan, yang dipimpin psikolog Andrea L. Meltzer, asisten profesor di Southern Methodist University di Dallas. "Rata-rata, pasangan yang lebih puas dengan pernikahannya, berat badannya bertambah dari waktu ke waktu," kata Meltzer. "Sebaliknya, pasangan yang kurang puas dengan pasangannya berat badannya cenderung berkurang dari waktu ke waktu".

Temuan ini studi menantang gagasan lama yang menyatakan kualitas hubungan selalu bermanfaat bagi kesehatan seseorang. Sebaliknya, mereka mengatakan temuan ini menunjukkan bahwa pasangan yang puas dengan pasangan dan pernikahan kurang termotivasi untuk menarik pasangan lain. Akibatnya, pasangan ini cenderung malas untuk menjaga berat badan mereka.

Penelitian psikologi sebelumnya telah menetapkan bahwa pernikahan berhubungan dengan penambahan berat badan dan perceraian yang berhubungan dengan penurunan berat badan. "Tapi peran kepuasan pernikahan pada perubahan berat badan mereka kurang jelas," kata Meltzer. "Penelitian sebelumnya juga menunjukkan kepuasan pernikahan dikaitkan dengan perilaku memelihara kesehatan."

Sebagai contoh, studi sebelumnya menemukan bahwa pasangan yang puas lebih mungkin untuk mengonsumsi obat pada saat pemeriksaan fisik tahunan," kata Meltzer. "Namun peran kepuasan pernikahan dan kesehatan sebenarnya kurang jelas."

Hal ini mengusik Meltzer dan rekan rekannya. Benarkah demikian. Bersama James K. McNulty dari Florida State University, Sara A. Novak dari Hofstra University, Emily A. Butler dari Universitas Arizona dan Benjamin R. Karney dari University of California, Los Angeles mereka meneliti data dari 169 pasangan pengantin baru yang baru pertama menikah. Mereka diukur tingkat kepuasannya dan berat badannya. Selama 4 tahun, berat badannya dipantau.

Meltzer berangkat untuk meneliti hubungan antara kepuasan perkawinan dan perubahan berat badan dari waktu ke waktu. Selama empat tahun, pengantin baru dilaporkan dua kali setahun pada kepuasan dan langkah-langkah menuju perceraian perkawinan mereka. Mereka juga dilaporkan tinggi dan berat badan mereka, yang digunakan untuk menghitung indeks massa tubuh mereka.

Pasangan yang pernikahannya kurang bahagia cenderung berpikir meninggalkan pasangannya. ?Rata-rata pertambahan berat badannya sedikit,? ujar Meltzer. "Jadi temuan ini menunjukkan, mereka berpikir menjaga berat badan untuk urusan penampilan, bukan karena kesehatan," katanya.

Untuk itu, pasangan muda harus didorong untuk menjaga berat badan karena alasan kesehatan. Fokus pada berat badan dalam urusan kesehatan bukan karena penampilan, mereka yang bahagia dan puas dengan pernikahannya mungkin bisa dihindrkan dari pertambahan berat badan yang tidak sehat dan berpotensi buruk pernikahan mereka."
Berat badan badan berlebih dikaitkan dengan berbagai kesehatan yang negatif, misalnya diabetes dan penyakit jantung.

Studi dengan tajuk 'Marital Satisfaction Predicts Weight Gain in Early Marriage' ini dipublikasikan dalam jurnal Health Psychology dan didanai oleh National Institute of Mental Health, Fetzer Institute, dan National Institute of Child Health and Development


Untuk tetap langsing sehat cantik/ganteng klik disini yuk


Hanny  
HP : 0812 1955 4273  
PIN BB : 2291c0af

No comments:

Post a Comment